[Dr. Siti Sumilah Rita Susilawati – Coal Geologist, Head of Coal Division, PSDMBP]
Seiring dengan berkembangnya peradaban dan teknologi yang pesat dewasa ini, kebutuhan akan energi ramah lingkungan (green energy) menjadi penting guna mengurangi penggunaan energi emisi karbon (CO2) yang tinggi. Tren terbaru dalam pengembangan energi dan industri yang ramah lingkungan adalah menggunakan mineral/valuable elements sebagai bahan baku sumber energi. Salah satu mineral yang bisa digunakan adalah rare earth elements (REE) atau unsur tanah jarang (UTJ).
REE adalah unsur penting yang digunakan pada berbagai produk yang kita gunakan sehari-hari seperti telepon seluler, hard drive, lensa kamera, microwave, peralatan medis, persenjataan canggih maupun berbagai produk teknologi tinggi lainnya. REE adalah 17 unsur dalam kerak bumi yang terdiri dari 15 unsur logam lantanida (La, Ce, Pr, Nd, Pm, Sm, Eu, Gd, Tb, Dy, Ho, Er, Tm, Yb, Lu) ditambah scandium dan yttrium. REE ini umumnya dijumpai dalam beberapa mineral seperti monasit, xenotime, dan bastnaesite. Namun beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa batubara pun dapat mengandung REE dengan kadar setara dengan kadar REE yang ditemukan pada mineral pembawa REE (Baca juga artikel: Limbah Padat Pembakaran Batubara: Potensi Sumber Daya Non-Konvensional di Masa Depan?).
Batubara terdiri dari komponen organik dan non organik. Keberadaan REE pada batubara berasosiasi dengan komponen non organiknya. Proses pembakaran batubara di PLTU akan menghilangkan komponen organik dan menyisakan komponen non organik. Proses ini dapat mengakibatkan pengkayaan kandungan REE pada abu hasil pembakaran batubara. Kadar REE dalam fly ash batubara diindikasikan 10 kali lebih besar dibandingkan di dalam batubara itu sendiri (Seredin dan Finkelman, 2008). Di Indonesia, penelitian terhadap REE dalam batubara masih sangat terbatas. Penelitian yang dilakukan terhadap batubara Bangko Sumatra Selatan menunjukkan bahwa batubara tersebut memiliki kadar REE sebesar 2,4 hingga 118,4 ppm (Anggara, dkk, 2018). Dengan asumsi kadar REE dalam fly ash 10 kali lipat kadar REE dalam batubara, maka potensi REE dalam fly ash batubara Bangko diperkirakan bisa mencapai sekitar 1000 ppm, jumlah yang cukup besar dan menjanjikan untuk diekstrak secara komersial. Selain itu, proses ekstraksi REE dari fly ash batubara bisa meningkatkan nilai tambah batubara.
Ektraksi REE dari FABA merupakan salah satu program hilirisasi yang saat ini menjadi program nasional Pusat Sumberdaya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Untuk mewujudkan hal tersebut, saat ini PSDMBP tengah melakukan studi terkait potensi REE dalam batubara Indonesia. Studi dilakukan bekerjasama dengan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dan Pusat Kajian Sumberdaya Bumi Non-Konvensional (atau juga disebut Unconventional Geo-Resources Research Group – UGRG UGM). Hasil studi diharapkan dapat mengungkap potensi REE dalam batubara Indonesia serta membuka peluang peningkatan nilai tambah batubara, dan peningkatan pendapatan negara melalui produksi REE dari batubara Indonesia. Lebih jauh, produksi REE juga berarti membuka peluang berdirinya berbagai industri modern di Indonesia yang artinya juga membuka banyak lapangan kerja baru.
Gambar 1. Gambaran REE di batubara sebagai hidden treasure yang dimiliki oleh bangsa Indonesia (psdg.bgl.esdm.go.id)
PSDMBP berharap semoga dengan pembentukan UGRG dan semakin banyaknya penelitian mengenai hilirisasi batubara, dapat memberikan kontribusi terhadap pengungkapan potensi batubara Indonesia untuk hilirisasi agar segera terealisasi secara terarah dan efektif serta menghasilkan produk yang signifikan yang bisa segera diaplikasikan.
“To sum up, for Indonesia, REE in coal is a hidden treasure and our job is to take this treasure out of its hideaway”. Sumber:
- geologi.ugm.ac.id. (2020, 23 Juni). Focus Group Discussion Potensi Hilirisasi Batubara, Diakses pada 23 Juni 2020, dari https://geologi.ugm.ac.id/focus-group-discussion-potensi-hilirisasi-batubara/
- psdg.bgl.esdm.go.id. (2020, 23 Juni). A Hidden Treasure – Rare Earth Elements In Coal. Diakses pada 23 Juni 2020, dari http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1215&Itemid=610
- psdg.bgl.esdm.go.id. (2020, 23 Juni). Bidang Mineral / REE. Diakses pada 23 Juni 2020, Diakses pada 23 Juni 2020, dari http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1280&Itemid=610
Dr. Siti Sumilah Rita Susilawati
Dr. Siti Sumilah Rita Susilawati adalah seorang coal geologistyang saat ini menjabat sebagai head of coal divisiondi Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) di bawah Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Ikuti Kami!