Sadar akan pentingnya manfaat lahan gambut serta potensi bencana yang dapat diakibatkan oleh kerusakan gambut, membuat Dr. Ferian Anggara dan tim melakukan penelitian dan upaya konservasi pada lahan gambut di Muara Siran, Kalimantan Timur.

Foto bersama antara Tim UGRG yang dipimpin oleh Dr. Ferian Anggara dengan warga desa sekitar Muara Siran, Kalimantan Timur (FOTO: FERIAN ANGGARA / UGM)
Gambut adalah lahan basah hasil akumulasi sisa-sisa tumbuhan pada kondisi tubuh perairan yang tertutup, sehingga aktivitas pembusukan oleh bakteri menjadi terhambat. Akumulasi sisa tumbuhan yang terjadi terus menerus membuat laju pembentukan gambut melampaui muka air tanah dan dapat membentuk kubah gambut. Gambut mengambil peran penting dalam ekosistem salah satunya sebagai penyimpan karbon. Namun, lahan gambut juga dapat melepaskan karbon yang disimpannya ke atmosfer apabila mengalami kerusakan. Sehingga semakin menambah konsentrasi unsur karbon di atmosfer dan menyebabkan pemanasan global. Untuk itu lahan gambut menjadi penting untuk diteliti dan dikonservasi.
Indonesia memiliki lahan gambut terbesar kedua di dunia dengan luas mencapai 22,5 juta hektar (ha). Keberadaan gambut memiliki berbagai manfaat, antara lain menyimpan 30% karbon dunia. Lahan gambut di Indonesia sendiri tersebar hampir di seluruh daerah terutama di daerah ekuator seperti, Papua, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur. Salah satu lahan gambut tropis yaitu lahan gambut Muara Siran yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, yang merupakan inland peat yang relatif jauh dari daerah pesisir.
Kegiatan diawali dengan melakukan analisis citra dan penentuan lokasi titik pengambilan sampel. Untuk memperoleh sampel gambut, tim harus menjelajahi hutan dengan menaiki perahu menyusur sungai, kemudian berjalan kaki menembus hutan rawa gambut. Pengambilan sampel gambut dilakukan dengan pengeboran bor tangan sehingga diperoleh ketebalan tertentu. Bor yang digunakan adalah bor MacCaulay peat sampler atau Russian D corer.
Gambar 1. Lokasi penelitian dan pengambilan sampel gambut di Muara Siran, Kalimantan Timur
Setelah didapatkan hasil dari pemboran, selanjutnya gambut segera dideskripsi secara tekstural untuk menentukan tipenya. Kemudian gambut harus segera dikemas untuk menghindari kontak agar tidak mengalami oksidasi. Penyimpanan gambut dilakukan pada pipa PVC setengah silinder dan dibungkus rapat dengan plastik kedap udara untuk mencegah kontak gambut dengan udara dan merembesnya air gambut keluar dari pipa.
Selanjutnya, sampel-sampel gambut yang telah diperoleh kemudian dilakukan analisis di Universitas Gadjah Mada. Analisis meliputi petrografi gambut, kadar abu, dan persebaran tipe gambut. Penelitian gambut ini dilakukan untuk karakterisasi gambut, menghitung akumulasi carbon pool, dan variabilitas spasial gambut.


Ikuti Kami!