Pencemaran merkuri tidak hanya berdampak kepada kehidupan masyarakat saat ini, tetapi juga generasi kedepannya.
Dosen sekaligus peneliti Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Ir. Agus Prasetya, M.Eng.Sc., Ph.D., mengembangkan penelitian metode penghilangan merkuri dari dalam air dengan menggunakan bahan lokal. Penelitian ini dilatarbelakangi keprihatinan akan dampak buruk pencemaran limbah merkuri, akibat penambangan emas ilegal.
Penelitian tersebut berawal dari keprihatinan Bapak Agus Prasetya dan tim peneliti terhadap masalah pencemaran merkuri dari tambang emas rakyat. Merkuri tersebut tersebar di dalam limbah tambang yang kemudian masuk ke air dan dapat menyebar ke sungai, danau, serta sumber mata air lain. Limbah merkuri dapat terakumulasi pada tanaman, hewan, serta manusia dan dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Pencemaran oleh merkuri diduga menimbulkan berbagai penyakit pada anak-anak di desa sekitar lokasi pertambangan, seperti kerapuhan tulang, penyakit mental, dan abnormalitas pada tengkorak bayi. Menurutnya, pencemaran merkuri tidak hanya berdampak kepada kehidupan masyarakat saat ini, tetapi juga generasi kedepannya.
Konsep yang beliau gunakan untuk remediasi merkuri dari air yang terkontaminasi adalah dengan cara mengombinasikan antara adsorpsi dengan fitoremediasi atau pengambilan merkuri oleh tanaman. Adsorpsi dilakukan dengan menggunakan zeolit yang dikenal sebagai adsorben alami yang mempunyai kapabilitas yang baik untuk menangkap merkuri, serta tersedia melimpah di Indonesia. Setelah dilakukan penyerapan dengan zeolit, tahap selanjutnya dilakukan proses pengambilan sisa logam merkuri oleh tanaman.
Pada penelitian ini digunakan tanaman melati air, namun tidak menutup kemungkinan dapat menggunakan tanaman lain. Dari penelitian yang dilakukan pada skala laboratorium, metode tersebut terbukti mampu menghilangkan 90 persen kandungan merkuri pada air yang tercemar.
Penelitian ini sendiri telah dipublikasikan dalam salah satu jurnal ilmiah yaitu Journal of Environmental Chemical Engineering, dengan judul “Characteristic of Hg Removal Using Zeolite Adsorption and Echinodorus palaefolius Phytoremediation in Subsurface Flow Constructed Wetland (SSF-CW) Model”.
Percobaan tersebut memakai air yang mengandung merkuri 20 ppm dengan menggunakan alat yang mengombinasikan adsorpsi dan fitoremediasi, lalu diperoleh hasil 2 ppm. Setelah itu merkuri tertangkap oleh zeolit dan tanaman. Apabila merkuri tidak lepas dari zeolit, hal tersebut menandakan bahwa proses telah stabil.
Bapak Agus Prasetya dan tim berharap penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan pengujian di skala lapangan melalui kerja sama dengan pakar dari beberapa bidang ilmu lainnya. Dengan uji lapangan, akan terlihat prospek dari metode tersebut untuk dapat diterapkan di lokasi-lokasi yang telah tercemar merkuri. Menurut peneliti UGRG UGM ini, masyarakat dapat menerapkan teknologi ini apabila diberikan pelatihan karena tidak terlalu rumit.
SUMBER:
Prasetya, A., Prihutami, P., Warisaura, A.D., Fahrurrozi, M., Petrus, H.T.B.M., 2020. Characteristic of Hg removal using zeolite adsorption and Echinodorus palaefolius phytoremediation in subsurface flow constructed wetland (SSF-CW) model. Journal of Environmental Chemical Engineering. Vol. 8 (3). 103781. ISSN 2213-3437. https://doi.org/10.1016/j.jece.2020.103781.
Mahasiswa di jurusan teknik kimia, Universitas Gadjah Mada
Ikuti Kami!