• Tentang UGM
  • Fakultas Teknik
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Teknik
Pusat Kajian Sumberdaya Bumi Non-Konvensional
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Selamat Datang
    • Sambutan Rektor UGM
    • Perjalanan Kami
    • Pengurus
    • Mitra
    • Peneliti
    • Hubungi Kami
  • Artikel
  • Berita & Acara
  • Penelitian
    • Penelitian Kami
    • Topik Penelitian
    • CCUS
  • Publikasi
    • Paten
    • Jurnal
    • Prosiding Seminar
  • Perspektif
  • EASTEM – UGM
    • UGM
    • EASTEM
    • SGLC-ERIC
      • About SGLC-ERIC
      • Activities
  • Beranda
  • Artikel
  • Sejarah Rare Earth Element

Sejarah Rare Earth Element

  • Artikel
  • 2 Juli 2020, 19.00
  • Oleh: Aulia Agus Patria
  • 0

Rare Earth Element : Elements of Power*

Letak unsur Rare Earth Element (REE) pada tabel periodik unsur (kiri) dan Johann Gadolin, penemu unsur REE untuk pertama kali (kanan) (Sumber: Voncken, J. H. L. 2016)

Beberapa tahun terakhir, penelitian mengenai Rare Earth Element (REE) menjadi semakin intensif dilakukan, hal ini tak lepas dari REE sebagai material dari teknologi tingkat tinggi seperti baterai, smartphone hingga militer. Pada tahun 2009, China melakukan monopoli terhadap produksi REE global hingga 97%, hal tersebut membuat kekhawatiran dunia dan dikenal sebagai “Rare Earth Crisis”. Humphries (2010) mendefinisikan Rare Earth Element and Yttrium (REY) sebagai kelompok unsur logam yang termasuk ke dalam golongan transisi atau kelompok kimia lantanida pada tabel periodik. Unsur Skandium (Sc) dan Yttrium (Y) juga termasuk kedalam kelompok REY karena kesamaan sifat fisika dan kimiawi golongan lantanida. Rare Earth Element (unsur tanah jarang) juga dikenal dengan beberapa nama lain yaitu rare earth metals (logam jarang) atau rare earths (tanah jarang).

Gadolin (1794) yang merupakan seorang ahli kimia dan mineralogi mengawali penemuan REE yaitu unsur yttrium untuk pertama kalinya pada akhir abad XVIII. Pada akhir abad XIX para ahli kimia dan mineralogi mampu meneliti dan mengidentifikasi sejumlah 14 unsur REE. Tahun 1907 penemuan unsur lutetium dan promethium menutup sejarah penemuan REE di dunia, kedua unsur tersebut merupakan unsur terakhir yang ditemukan. Unsur promethium ditemukan setelah adanya reaksi nuklir, yang ditemukan oleh Marinsky (1943).

Weeks (1968) menyatakan bahwa pada umumnya penamaan unsur-unsur REE biasanya mengacu pada penemu unsur itu sendiri, seperti contoh unsur “Gadolinium” yang ditemukan oleh Johan Gadolin dan “Samarium” yang ditemukan oleh Samarskite, seorang ahli tambang dari Rusia. Voncken (2015) menyebutkan bahwa sebenarnya penamaan “Rare Earth Element” adalah terminologi yang digunakan pada Abad ke-XIX, yang didasari oleh hanya ditemukannya satu deposit REE di dunia yaitu di daerah Ytterby, Swedia.

Tambang Ytterby merupakan tambang feldspar dan kuarsa yang berasal dari granit pegmatit untuk kebutuhan porselen bagi Inggris Raya dan Polandia. Aktivitas penambangan di Ytterby dimulai sejak akhir tahun 1700 hingga tahun 1933. Secara keseluruhan, hampir keseluruhan unsur REE ditemukan di tambang ini, seperti yttrium, ytterbium, terbium, erbium, gadolinium, holmium, thulium, scandium, lutetium dan tantalum. Sejarah penemuan dan penemu unsur-unsur REE dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Sejarah penemuan unsur Rare Earth Element

Rare Earth Element diklasifikasikan sebagai lithopile dan terbagi di kerak bumi serta di mantel. Mengacu nama “Rare Earth Element”, sebenarnya unsur-unsur ini terdistribusi secara luas di bumi dan relatif mudah dijangkau pada permukaan bumi (Atwood, 2013). Deposit bijih dari REE terbatas jumlahnya, namun memiliki kelimpahan unsur-unsur yang cukup besar. Melihat sejarah perkembangan dan potensi REE di masa mendatang, tugas kita adalah mempelajari dan menemukan langkah ekplorasi hingga ekstraksi REE untuk pemenuhan kebutuhan Elements of Power* ini secara khusus di Indonesia, dan dunia di masa depan.

*Elements of Power : terminologi oleh David S. Abraham, 2015.

SUMBER:

  • Voncken, J. H. L. 2016, The Rare Earth Elements : An Introduction: Delft, Springer Briefs in Earth Sciences, 137 p.
  • Atwood, D.A., 2013. The Rare Earth Elements: Fundamentals and Applications, John Wiley & Sons. 1171 p.

 

 

Aulia Agus Patria
Freshgraduate at UGM | aulia.agus.patria@mail.ugm.ac.id
  • Aulia Agus Patria
    https://ugrg.ft.ugm.ac.id/author/aulia-agus-patria/
    April 2, 2022
    Published Article: Characterization and mode of occurrence of rare earth elements and yttrium in fly and bottom ash from coal-fired power plants in Java, Indonesia
  • Aulia Agus Patria
    https://ugrg.ft.ugm.ac.id/author/aulia-agus-patria/
    April 1, 2022
    Mahasiswa UGM Raih Juara 1 pada Young Scientist Symposium Visions For The Future Of Geoscience
  • Aulia Agus Patria
    https://ugrg.ft.ugm.ac.id/author/aulia-agus-patria/
    Maret 25, 2022
    Focus Group Discussion: Review dan Evaluasi Rencana Jangka Panjang PT. Bukit Asam Tbk
  • Aulia Agus Patria
    https://ugrg.ft.ugm.ac.id/author/aulia-agus-patria/
    Maret 25, 2022
    Fieldwork: Potensi Critical Elements pada Batubara di Kalimantan Selatan
Tags: REE sejarah unconventional valuable element

Berita Terakhir

  • 8 Peneliti dari 4 Negara Jalani Kolaborasi Riset dengan Tim Peneliti UGRG, UGM terkait Studi Variabilitas Gambut di Taman Nasional Sebangau, Palangka Raya, Kalimantan Tengah
    Januari 31, 2025
  • Published Article: Characterization and mode of occurrence of rare earth elements and yttrium in fly and bottom ash from coal-fired power plants in Java, Indonesia
    April 2, 2022
  • Mahasiswa UGM Raih Juara 1 pada Young Scientist Symposium Visions For The Future Of Geoscience
    April 1, 2022
  • Focus Group Discussion: Review dan Evaluasi Rencana Jangka Panjang PT. Bukit Asam Tbk
    Maret 25, 2022
  • Fieldwork: Potensi Critical Elements pada Batubara di Kalimantan Selatan
    Maret 25, 2022

Ikuti Kami!

Ikuti akun sosial media kami agar tidak ketinggalan informasi terbaru dari kami!
Ikuti Kami di TwitterIkuti Kami di InstagramIkuti Kami di LinkedInIkuti Kami di YouTube
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Teknik

Tentang Kami

  • Peneliti
  • Pengurus
  • Mitra
  • Hubungi Kami
  • Perjalanan Kami

Penelitian

  • Penelitian Kami
  • Topik Penelitian
  • CCUS

Publikasi

  • Jurnal
  • Paten
  • Prosiding Seminar

Tautan

  • Universitas Gadjah Mada
  • Fakultas Teknik

© Pusat Kajian Sumberdaya Bumi Non-Konvensional, Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju