Rare Earth Element : Elements of Power*
Letak unsur Rare Earth Element (REE) pada tabel periodik unsur (kiri) dan Johann Gadolin, penemu unsur REE untuk pertama kali (kanan) (Sumber: Voncken, J. H. L. 2016)
Beberapa tahun terakhir, penelitian mengenai Rare Earth Element (REE) menjadi semakin intensif dilakukan, hal ini tak lepas dari REE sebagai material dari teknologi tingkat tinggi seperti baterai, smartphone hingga militer. Pada tahun 2009, China melakukan monopoli terhadap produksi REE global hingga 97%, hal tersebut membuat kekhawatiran dunia dan dikenal sebagai “Rare Earth Crisis”. Humphries (2010) mendefinisikan Rare Earth Element and Yttrium (REY) sebagai kelompok unsur logam yang termasuk ke dalam golongan transisi atau kelompok kimia lantanida pada tabel periodik. Unsur Skandium (Sc) dan Yttrium (Y) juga termasuk kedalam kelompok REY karena kesamaan sifat fisika dan kimiawi golongan lantanida. Rare Earth Element (unsur tanah jarang) juga dikenal dengan beberapa nama lain yaitu rare earth metals (logam jarang) atau rare earths (tanah jarang).
Gadolin (1794) yang merupakan seorang ahli kimia dan mineralogi mengawali penemuan REE yaitu unsur yttrium untuk pertama kalinya pada akhir abad XVIII. Pada akhir abad XIX para ahli kimia dan mineralogi mampu meneliti dan mengidentifikasi sejumlah 14 unsur REE. Tahun 1907 penemuan unsur lutetium dan promethium menutup sejarah penemuan REE di dunia, kedua unsur tersebut merupakan unsur terakhir yang ditemukan. Unsur promethium ditemukan setelah adanya reaksi nuklir, yang ditemukan oleh Marinsky (1943).
Weeks (1968) menyatakan bahwa pada umumnya penamaan unsur-unsur REE biasanya mengacu pada penemu unsur itu sendiri, seperti contoh unsur “Gadolinium” yang ditemukan oleh Johan Gadolin dan “Samarium” yang ditemukan oleh Samarskite, seorang ahli tambang dari Rusia. Voncken (2015) menyebutkan bahwa sebenarnya penamaan “Rare Earth Element” adalah terminologi yang digunakan pada Abad ke-XIX, yang didasari oleh hanya ditemukannya satu deposit REE di dunia yaitu di daerah Ytterby, Swedia.
Tambang Ytterby merupakan tambang feldspar dan kuarsa yang berasal dari granit pegmatit untuk kebutuhan porselen bagi Inggris Raya dan Polandia. Aktivitas penambangan di Ytterby dimulai sejak akhir tahun 1700 hingga tahun 1933. Secara keseluruhan, hampir keseluruhan unsur REE ditemukan di tambang ini, seperti yttrium, ytterbium, terbium, erbium, gadolinium, holmium, thulium, scandium, lutetium dan tantalum. Sejarah penemuan dan penemu unsur-unsur REE dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Sejarah penemuan unsur Rare Earth Element
Rare Earth Element diklasifikasikan sebagai lithopile dan terbagi di kerak bumi serta di mantel. Mengacu nama “Rare Earth Element”, sebenarnya unsur-unsur ini terdistribusi secara luas di bumi dan relatif mudah dijangkau pada permukaan bumi (Atwood, 2013). Deposit bijih dari REE terbatas jumlahnya, namun memiliki kelimpahan unsur-unsur yang cukup besar. Melihat sejarah perkembangan dan potensi REE di masa mendatang, tugas kita adalah mempelajari dan menemukan langkah ekplorasi hingga ekstraksi REE untuk pemenuhan kebutuhan Elements of Power* ini secara khusus di Indonesia, dan dunia di masa depan.
*Elements of Power : terminologi oleh David S. Abraham, 2015.
SUMBER:
- Voncken, J. H. L. 2016, The Rare Earth Elements : An Introduction: Delft, Springer Briefs in Earth Sciences, 137 p.
- Atwood, D.A., 2013. The Rare Earth Elements: Fundamentals and Applications, John Wiley & Sons. 1171 p.
Ikuti Kami!